Korban Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Ambruk
POSCOMEDIA,.ID MALANG- Sekitar 10 santri asal Malang dikabarkan turut jadi korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo, Senin (29/9) sore lalu. Hal ini disampaikan Ketua LBM PCNU Kota Malang Ustadz Abdul Kodir.
“(Korban dari Malang) Sepuluh orang lebih. Tapi jumlah persisnya saya kurang paham. Yang banyak dari Kedungkandang,” kata dia kepada Malang Posco Media, Selasa (30/9) kemarin.
Pria yang juga alumnus Ponpes Al- Khoziny tersebut datang ke lokasi pasca insiden ambruknya bangunan ponpes. Setibanya di sana, proses evakuasi para korban masih terus berlangsung. Menurutnya, para santri asal Malang selamat. Mereka hanya mengalami cidera atau luka-luka.
“Dari atas ambruk terus menimpa lantai bawah, kemudian retak sampai ke bawahnya, tidak kuat menahan beban,” beber pria yang tinggal di Muharto Gang 07 Kota Malang tersebut.
Musala khusus untuk putra tersebut diperkirakan sudah beridiri sejak 100 tahun silam, namun tetap direnovasi.
“Untuk semua wali santri, mereka langsung ke pondok begitu dengar kejadian,” tambah Ustadz Abdul Kodir.
Sementara itu upaya evakuasi korban reruntuhan bangunan Ponpes, kembali membuahkan hasil. Tim SAR gabungan berhasil menemukan dan mengevakuasi tiga korban dalam kondisi selamat, pada Selasa (30/9).
Dengan tambahan ini, total korban yang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan mencapai 11 orang.
“Meski menghadapi kondisi reruntuhan bangunan yang tidak stabil dan banyaknya material di lokasi, tim SAR tetap berupaya mengevakuasi korban dengan mengutamakan keselamatan,” ujar Nanang Sigit P.H., selaku SAR Mission Coordinator (SMC).
Korban kesembilan ditemukan di Site A1 dan dievakuasi pada pukul 03.18 WIB, kemudian dibawa ke RS Delta Surya. Korban kesepuluh dievakuasi pukul 04.55 WIB, disusul korban kesebelas pada pukul 06.05 WIB dari lokasi yang sama. Keduanya langsung dirujuk ke RSUD Notopuro, Kabupaten Sidoarjo, untuk mendapatkan perawatan medis sesuai kondisi masing-masing.
Berdasarkan data sementara yang telah di-update, terdapat 100 santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah tersebut, 11 orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 88 orang menyelamatkan diri secara mandiri paska kejadian, serta 1 orang korban meninggal dunia.
Korban kesepuluh dan kesebelas yang sebelumnya mendapatkan perawatan di rumah sakit, dilaporkan meninggal dunia. Dengan demikian, jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 3 orang.
Nanang menjelaskan, kendala utama dalam proses evakuasi adalah kondisi struktur bangunan yang rapuh serta tumpukan material beton yang menyulitkan pergerakan tim.
“Meski demikian, operasi penyelamatan terus dilanjutkan dengan dukungan penuh berbagai unsur SAR,” ujarnya.
Operasi pencarian dan penyelamatan ini melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi.
“Dalam operasi SAR hari kedua ini, Kantor SAR Surabaya mendapat penguatan personel dan peralatan dari BSG (Basarnas Special Group), Kantor SAR Semarang, dan Kantor SAR Yogyakarta,” kata Nanang.
Peralatan yang dikerahkan meliputi ekstrikasi, SCBA (Self-Contained Breathing Apparatus), peralatan evakuasi medis, serta perlengkapan pendukung penyelamatan lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan masih berupaya membuka akses untuk menjangkau korban lain yang diperkirakan masih selamat di balik reruntuhan. (den/hms/jon)