Poscomedia – Masyarakat diminta untuk menjauhi atau tidak mendekati zona bahaya aliran lava Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terlebih, aliran lava dari Gunung Api Ile Lewotolok masih dalam kondisi labil dan masih terus terjadi aliran lava.
Demikian dinyatakan Penyelidik Bumi Madya Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sofyan Primulyana di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, Senin.
“Tentunya ini sangat membahayakan bagi makhluk hidup baik manusia maupun binatang, itu sangat berbahaya, itu suhunya sangat panas sekali,” kata Hal itu ia sampaikan menyikapi informasi terkait masyarakat yang terekam melakukan aktivitas di sekitar aliran lava Gunung Ile Lewotolok beberapa waktu lalu.
Kondisi itu dikhawatirkan menyebabkan guguran-guguran lava yang lebih besar dan bisa juga berpotensi menimbulkan awan panas.”Masyarakat atau siapa pun yang naik dan mendekati ke zona bahaya terutama mendekati aliran lava tentunya kami imbau untuk tidak melakukan seperti itu,” katanya mengingatkan.
Gunung Ile Lewotolok merupakan gunung api di Lembata yang kini berada pada level III atau Siaga sejak 27 Februari 2024.Sofyan mengatakan aktivitas vulkanik gunung secara umum masih sangat tinggi yang dibuktikan dari letusan-letusan yang hampir tiap jam terus terjadi baik intensitas lemah maupun sedang.
Hal itu tentu menandakan masih ada suplai magma yang terus menerus keluar sehingga pentingnya meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi bencana dengan tidak mendekati zona radius bahaya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi agar tidak memasuki kawasan dalam radius dua kilometer (km) dari pusat erupsi, dan tiga km khusus untuk sektoral ke arah selatan dan tenggara.
“Untuk itu masyarakat yang berada di desa seperti Lamawolo, Lamatokan, Jontona, dan Todanara tidak boleh memasuki kawasan tersebut,” kata dia mengingatkan. (ntr/nug)