Ratusan Rumah Masih Terendam Banjir di Babelan Bekasi

BANJIR: Sejumlah warga berenang di tengah banjir dengan ketinggian air setinggi leher orang dewasa di kawasan Pengadegan, Jakarta, Rabu (5/3/2025). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)

MALANG POSCO MEDIA GROUP, JAKARTA- Polairud Baharkam Polri mengerahkan total 200 personel untuk membantu penanganan banjir yang masih terjadi di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Kepala Korps Polairud Baharkam Polri Irjen Yassin Kosasih mengatakan ratusan personel itu akan dilengkapi alat penunjang kebencanaan dan akan disebar di delapan titik utama banjir.

“Polairud dari mulai kejadian kita sudah menurunkan ada sekitar 200 orang terbagi dalam ada delapan titik yaitu di Perumahan Jati Rasa, Jati Asih Bekasi,” ujarnya usai melakukan pemantauan udara, Rabu (5/3).

Yassin menyebut pengerahan personel masih akan terus dilakukan hingga bencana banjir dipastikan benar-benar selesai. Ia menjelaskan personel yang dikirim akan bertugas membantu penanganan banjir, khususnya evakuasi dan pengiriman keperluan warga.

Berdasarkan pantauan udara menggunakan Helikopter AW 169, Yassin menyebut lokasi banjir paling parah ditemukan di kawasan Babelan, Bekasi. Ia menyebut lokasi itu juga akan menjadi fokus utama pengerahan personel. “Pondok Ungu itu terpantau cukup parah sekali dan di sana terlihat personel kurang, sehingga daerah Babelan ini akan menjadi prioritas kita untuk mengerahkan personel dan peralatan karena terlihat rumah-rumah masih banyak yang terendam,” terangnya.

Sebelumnya sebanyak 22.856 ribu kepala keluarga (KK) terdampak akibat banjir yang merendam hampir semua wilayah di Kota Bekasi, Jawa Barat sejak Selasa (4/3). Jumlah itu tersebar di delapan kecamatan dan lebih dari 26 kelurahan.

Terpisah, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebanyak Rp3,9 triliun untuk menangani banjir melalui program normalisasi sungai dan pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir. “Anggaran untuk penanganan banjir dialokasikan kurang lebih Rp3,9 triliun, yang difokuskan pada normalisasi sungai dan infrastruktur pengendalian banjir,” ujar Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Hendri saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Baca Juga:  Mayoritas Kota Besar Diguyur Hujan Ringan dan Berpetir

Dalam konteks efisiensi anggaran, lanjut dia, Pemprov DKI Jakarta tetap menjadikan penanganan banjir sebagai salah satu program prioritas. Pemprov DKI memastikan dana yang ada tetap digunakan secara optimal untuk menangani masalah banjir.

Hal itu termasuk alokasi anggaran untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir seperti pompa air, pintu air, dan perbaikan saluran drainase yang dapat langsung mengurangi dampak banjir.

Adapun terkait normalisasi sungai, hal itu dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Program tersebut meliputi pengerukan dan pelebaran sungai, serta peningkatan kapasitas waduk dan saluran drainase. “Program-program ini dirancang untuk menampung dan mengalirkan air dengan lebih baik, mengurangi genangan air, dan mengurangi risiko banjir kiriman yang datang dari daerah sekitar Jakarta,” kata Hendri.

Merujuk data per 6 Desember 202, Pemprov DKI telah mengeruk sebanyak 1.026.879 meter kubik (m3) sedimen di waduk, situ, embung, kali atau sungai di lima wilayah kota guna mengantisipasi banjir. Dari jumlah sedimen yang dikeruk tersebut, sebanyak 587.107 m3 merupakan kubikasi pengerukan waduk/situ/embung, sementara untuk pengerukan kali/sungai mencapai 286.284 m3 dan 158.486 m3 untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB). (ntr/udi)