MALANG POSCO MEDIA GROUP, MALANG – Dinas Perhubungan Kota Malang bersama dengan TNI/Polri melakukan koordinasi khusus terkait penataan arus lalu lintas saat Natal dan Tahun Baru, beberapa waktu lalu. Dari hasil koordinasi tersebut, diperkirakan bakal ada kenaikan arus lalu lintas saat Nataru nanti.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Widjaja Saleh Putra menggambarkan, pada tahun 2023 kemarin, saat Nataru, per harinya ada 26 ribu kendaraan roda empat yang keluar masuk Kota Malang. Sedangkan untuk roda dua, mencapai 56 ribu kendaraan perharinya. Ia meyakini, tahun ini bakal lebih meningkat.
“Prediksi tahun 2024 ini, berdasarkan analisisnya terjadi peningkatan 2,8 persen. Maka diperkirakan 57 ribu untuk roda dua, lalu roda empatnya sebanyak 27 ribu. Perkiraannya begitu ya, (total 84 ribu kendaraan) sehari,” ungkap Jaya kepada Malang Posco Media.
Diperkirakan, puncak kepadatan arus lalu lintas, terjadi pada 23 Desember hingga 25 Desember nanti. Lalu menurun di tanggal 26 Desember dan arus lalu lintas kembali naik pada 31 Desember sampai dengan tanggal 2 Januari 2025.
Khususnya pada periode 28 Desember hingga 31 Desember bakal ada kepadatan lalu lintas di pusat kota. Sebab ada agenda Haul Darul Hadis yang berpusat di Jalan Aris Munandar.
“Kepadatan lalu lintas bakal berpengaruh pada Jalan Merdeka Timur, Jalan Merdeka Utara, dan jalan yang lainnya yang langsung berimpitan. Ini adalah agenda rutinan, bisa disepakati menjadi kalender wisata religi,” sebut Jaya.
Sementara titik ruas jalan yang bakal mengalami kepadatan lalu lintas yakni mulai dari pintu masuk utara, atau dari Exit Tol Singosari, mengarah ke Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Soekarno Hatta.
Sementara di sisi timur, ada di Exit Tol Madyopuro, hingga Jalan Mayjen Sungkono. Sedangkan untuk tengah, dimulai dari Jalan Raden Intan hingga Jalan Gatot Subroto dan seterusnya. Untuk di sisi barat, mulai dari Jembatan Tunggulmas hingga Simpang Tiga Dinoyo, diperkirakan menjadi titik kepadatan lalu lintas.
Jaya menyebut, seiring dengan naiknya arus lalu lintas, tidak dipungkiri bisa saja akan ada rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan. Namun tentu juga harus lihat kondisi kasusnya terlebih dahulu.
“Lihat kondisi apakah perlu rekayasa lalu lintas dengan cara pengalihan arus lalu lintas, atau dengan kontraflow. Yang berperan nanti adalah atas petunjuk dari rekan-rekan, dari bapak-bapak, dari rekan-rekan jajaran pendamping, dalam hal ini adalah Polresta Malang Kota,” tuturnya.
Sementara itu, Wakasatlantas Polresta Malang Kota, AKP Luhur Santoso menyampaikan, untuk operasi Nataru nanti, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 126 personel. Mereka akan bertugas bersama dengan Dishub, Satpol PP, Senkom, Pramuka hingga Linmas. Saat operasi Nataru nanti, pihaknya akan membangun tiga pos pengamanan dan satu pos pelayanan.
“Pos pelayanannya ada di Gereja Ijen, dan itu dibangun lebih lengkap. Ada sarana-sarana servis motor, ada tukang pijat. Kalau capek kami siapkan, petunjuk Ibu Kasat Lantas gitu, terus ada kesehatan, pokoknya selengkap mungkin di sana. Tiga lainnya di MCC, kemudian di Madypuro sama di Jembatan Putih (Jembatan UB, Simpang 3 UB),” sebut Luhur.
Selain pospam dan posyan, juga akan ada pos pantau yang dibangun tidak permanen. Yakni hanya berupa tenda dan meja kursi. Tugas utamanya mengurai kemacetan.
“Pos pantaunya ada lima, (yaitu) di Graha Kencana (Karanglo), Jembatan Gatot Subroto (Buk Gluduk), Kacuk, Jembatan Kedungkandang dan Simpang ‘Daging’ Dinoyo,” tandasnya. (ian/aim)