Poscomedia.id, NGAWI- Puluhan siswa SMKN 1 Sine Kabupaten Ngaw diduga keracunan setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala SMKN 1 Sine Agus Setyo Budi mengatakan jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan sekitar 35 orang. Mereka mengeluh pusing, mual, muntah, lemas, dan sesak setelah makan paket MBG yang dibagikan pada Selasa (30/9) lalu.
“Total sementara ada 35 siswa yang mengalami gejala keracunan. Saat ini mereka dirawat di Puskesmas Sine,” ujar Agus kepada wartawan.
Menurut dia jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan dimungkinkan bisa lebih, karena ada juga yang dirawat di Puskesmas Ngrambe maupun Rumah Sakit Aisyah. Pihaknya kini bersama Dinkes Ngawi terus melakukan pendataan dan penanganan medis.
“Jumlah pastinya mungkin bisa lebih dari 35 orang, karena ada juga yang dirawat di Puskesmas Ngrambe maupun Rumah Sakit Aisyah. Ada juga yang sudah rawat jalan,” katanya.
Ia menjelaskan, dugaan keracunan makanan tersebut bermula dari distribusi paket MBG di sekolah pada Selasa (30/9) siang sekitar pukul 13.00 WIB. Jumlah paket MBG yang dikirim mencapai 1.000 porsi dari total 1.300 siswa. Namun tidak semua siswa yang mengonsumsi merasakan gejala.
“Sebagian siswa merasakan gejala pada Selasa malam. Kemudian pada Rabu pagi, setelah Upacara Hari Kesaktian Pancasila jumlah siswa yang mengeluh sakit semakin banyak dan akhirnya dibawa ke puskesmas,” kata Agus.
Pihak sekolah bersama pemerintah daerah setempat terus melakukan pemantauan serta penanganan darurat. Sementara itu, sejumlah orang tua juga berdatangan ke sekolah dan puskesmas untuk memastikan kondisi anak mereka.
Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko saat menjenguk siswa di Puskesmas Sine memastikan Pemkab Ngawi fokus penanganan terhadap pasien. Setelah itu, pemkab bersama pihak terkait akan menyelidiki penyebab dari dugaan keracunan tersebut.
“Yang pertama, kita belum bisa menyimpulkan, apakah keracunan ini terkait paket makanan atau hal lain. Yang terpenting sekarang memastikan penanganan terhadap seluruh pasien, terutama anak-anak yang mengeluhkan sakit perut dan pusing,” katanya.
Wabup Dwi Rianto Jatmiko menegaskan, pemerintah daerah bersama instansi terkait termasuk kepolisian masih mendalami penyebab kejadian tersebut. Ia menilai, keluhan siswa beragam dan tidak bisa disimpulkan secara cepat.
“Kalau penyebabnya belum bisa kita simpulkan. Rentang waktunya panjang dan keluhannya juga variatif. Maka yang kita lakukan sekarang adalah memastikan keselamatan anak-anak agar bisa sehat kembali,” katanya.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi telah menyiapkan langkah antisipasi menghadapi berbagai kemungkinan. Evaluasi lebih lanjut terkait aspek medis maupun teknis MBG juga akan dilakukan secara menyeluruh. (ntr/van)