MALANG POSCO MEDIA GROUP, JAKARTA- Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Philips Vermonte menyatakan bahwa kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Turki bermakna penting dalam mempererat hubungan bilateral RI-Turki, sekaligus mendorong perdamaian dunia, terutama terkait konflik di Palestina.
Philips dalam pernyataannya di Jakarta, menyebut RI-Turki, sebagai kekuatan menengah dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim, sehingga memiliki peran penting dalam mendorong perdamaian global. “RI-Turki memiliki landasan yang sangat kuat dalam hubungan bilateral. Sebagai kekuatan menengah dan negara dengan mayoritas penduduk Muslim, memiliki peran strategis dalam terus mendorong semangat perdamaian, khususnya terkait konflik di Palestina,” katanya. Kamis (10/4).
Meskipun Indonesia bukan bagian dari KTT Arab, kata Philips, Pemerintah RI sepenuhnya mendukung komitmen Deklarasi Kairo pada Maret lalu, yang menyerukan rekonstruksi Jalur Gaza, sebagaimana yang mengemuka dalam pertemuan tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Philips mengatakan Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggalang dana sebesar 200 juta dolar AS guna membantu rakyat Palestina. Selain isu kemanusiaan dan politik luar negeri, kunjungan Presiden Prabowo juga akan mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dengan Turki.
Philips menyebut masih terdapat peluang yang cukup luas untuk memperkuat hubungan dagang kedua negara, sejalan dengan komitmen sebelumnya untuk meningkatkan nilai perdagangan secara seimbang hingga mencapai 10 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melakukan lawatan ke lima negara Timur Tengah, yakni UEA, Turki, Mesir, Qatar, dan Jordania, untuk meminta dukungan terkait rencana evakuasi 1.000 warga Palestina dari Gaza ke Indonesia.
Rencana ini masih menunggu persetujuan semua pihak terkait dan akan difokuskan pada korban luka, trauma, serta anak-anak yatim piatu. Indonesia menegaskan evakuasi bersifat sementara hingga situasi Gaza pulih. Kunjungan ini juga merespons dorongan komunitas internasional agar Indonesia, sebagai negara non-blok dan berpenduduk Muslim terbesar, berperan lebih aktif dalam isu Palestina.
Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, serta mengoperasikan rumah sakit apung dan mengirim tenaga medis TNI ke Gaza dan El Arish, Mesir.
Sebelumnya, Presiden Prabowo dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) meneken 8 kerja sama kenegaraan antara Indonesia dengan UEA.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intent (LoI) itu dilakukan dalam pertemuan bilateral kedua pemimpin negara yang dilakukan di Istana Qasr Al Shatie, Abu Dhabi pada Rabu (9/4).
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menyebut delapan kerjasama itu terdiri dari 4 kerjasama antar pemerintah dan 4 antar pelaku usaha. Ia menyebut dengan adanya kerja sama tersebut semakin mencerminkan hubungan strategis antara Indonesia dan UEA yang semakin erat di berbagai bidang.
“Setelah melakukan private meeting, pertemuan diakhiri dengan diumumkannya baik MOU maupun LOI yang telah ditandatangani dan disepakati dari kedua belah pihak,” ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), pada Rabu (9/4) pukul 06.30 waktu setempat, dalam rangkaian kunjungan lawatan ke lima negara di Timur Tengah. Kedatangan Prabowo itu disambut Menteri Energi dan Infrastruktur UAE Suhail Mohamed Al Mazrouei, Duta Besar UAE untuk Indonesia Abdullah Salem AlDhaheri serta Duta Besar Indonesia untuk UAE Husin Bagis. Kunjungan ke MBZ dilakukan Prabowo dalam rangka konsultasi sekaligus membahas situasi terkini ekonomi dan politik dunia. “Untuk melakukan konsultasi, untuk tukar menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat sekarang,” ujar Prabowo kepada wartawan. (ntr/udi)