Polres Lumajang Pulangkan Empat Pelajar Pascakerusuhan

PENGAMANAN: Suasana unjuk rasa Aliansi Masyarakat Tertindas bersama komunitas ojek online (ojol) di depan Mapolres Lumajang, Sabtu (30/8/2025) malam. (ANTARA/Zumrotun Solichah)

Poscomedia, LUMAJANG- Kepolisian Resor (Polres) Lumajang, Jawa Timur memulangkan empat pelajar yang diduga menjadi pemicu kerusuhan aksi demonstrasi yang dilakukan Aliansi Masyarakat Tertindas bersama komunitas ojek online (ojol) di depan Mapolres Lumajang. “Ada empat anak masih di bawah umur. Sudah kami pulangkan ke orang tuanya setelah dimintai keterangan oleh petugas,” kata Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro saat dikonfirmasi per telepon di kabupaten setempat, Minggu.

Keempat orang itu sempat diamankan setelah aksi solidaritas ratusan massa Aliansi Masyarakat Tertindas bersama komunitas ojek online (ojol) di depan Mapolres Lumajang pada Sabtu (30/8) malam.

“Keempat orang tersebut ternyata masih berstatus pelajar dan berusia di bawah umur. Mereka sempat diperiksa lantaran diduga sebagai oknum penyusup yang memicu kericuhan dalam aksi damai,” tuturnya.

Awalnya, aksi damai tersebut berjalan tertib dan massa menyalakan lilin dan melakukan orasi secara bergantian hingga menggelar salat gaib dan doa bersama untuk Affan Kurniawan (21), driver ojol yang meninggal saat aksi ricuh di Jakarta pada 28 Agustus 2025.

Namun, situasi berubah setelah doa bersama usai, sebagian massa menyalakan suar dan melempar botol air mineral ke arah aparat kepolisian yang berjaga, sehingga polisi langsung mendorong massa agar membubarkan diri dengan tertib.

Ia menjelaskan aksi keempat pelajar tersebut diduga memicu tindakan pelemparan botol air saat aksi damai berlangsung, namun setelah dipastikan status mereka sebagai pelajar, maka polisi memutuskan untuk menyerahkan kembali kepada orang tua masing-masing. “Peran keluarga sangat penting dalam mengawasi anak-anak agar tidak mudah terprovokasi untuk ikut-ikutan dalam kegiatan yang berpotensi menimbulkan kericuhan,” katanya. 

Untoro mengimbau kepada orang tua agar lebih mengawasi anak-anaknya supaya tidak terlibat dalam aksi-aksi yang tidak benar karena generasi muda sebaiknya fokus belajar di sekolah. Polres Lumajang juga berharap agar ke depan aksi-aksi penyampaian aspirasi dapat berjalan damai tanpa adanya tindakan provokatif, apalagi melibatkan anak di bawah umur.

Baca Juga:  Berpetualang di Lembah Diyeng: Temukan Keindahan Alam Pasuruan yang Tersembunyi

Sebelumnya, koordinator lapangan (korlap) aksi solidaritas, Nibras juga memastikan kericuhan bukan berasal dari peserta aksi damai karena sudah sepakat untuk menggelar aksi damai tanpa anarkis. “Peserta kami hanya 60 orang, semuanya memakai pita putih. Yang melempar botol minuman dan pemicu kerusuhan berdiri di belakang, bersembunyi di balik tulisan Alun-alun Lumajang. Itu bukan massa dari kami,” katanya. (ntr/udi)