Perkuat Keberlanjutan, Tetra Pak Catat Penurunan Emisi GRK 25 Persen

ANTARA/Fahmi Alfian; KEBERLANJUTAN: Seorang petugas PT Repal International Indonesia menunjukkan limbah kemasan karton buatan Tetra Pak yang kemudian dapat didaur ulang menjadi palet industri, di Pasuruan, Rabu (22/10) kemarin.

POSCOMEDIA.ID, PASURUAN-Perusahaan pemrosesan dan pengemasan Tetra Pak terus menunjukkan komitmennya dalam membangun keberlanjutan lingkungan melalui penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 25 persen pada seluruh rantai nilainya sejak 2019 lalu.

Sustainability Director Tetra Pak ASEAN, Terrynz Tan menjelaskan bahwa komitmennya terhadap keberlanjutan di Indonesia sangatlah tinggi dan diwujudkan melalui kolaborasi dengan mitra lokal untuk memperkuat sistem pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang kemasan karton.

“Keberlanjutan tidak hanya tentang mengurangi emisi, tapi juga menciptakan sistem resiliensi yang menguntungkan banyak pihak, lingkungan, dan perekonomian,” kata Terrynz.

Menurutnya secara operasional perusahaan berhasil mengurangi emisi GRK hingga 54 persen dan mencatat penggunaan energi terbarukan mencapai 94 persen sejak 2019.

Hal ini dinilainya mampu menempatkan Tetra Pak pada jalur menuju target emisi nol untuk operasional pada 2030.

Terrynz juga menyebutkan bahwa salah satu contoh kolaborasi dalam komitmen menjaga keberlanjutan tersebut ditunjukkan dengan kerja sama dengan sebuah perusahaan daur ulang PT Repal Internasional Indonesia yang mampu mendaur limbah plastik jenis polietilena (PE) dan aluminium yang membentuk senyawa polyAl. Ini digunakan dalam kotak kemasan karton, yang merupakan salah satu produk kemasan yang diproduksi Tetra Pak.

Menurutnya dengan kerja sama tersebut Tetra Pak mampu mencari jalan keluar untuk pengolahan limbah polyAl tersebut agar didaur ulang oleh RePal dan dijadikan palet industri yang digunakan oleh banyak industri skala besar di Indonesia.

Sementara itu Presiden Direktur PT Repal Internasional Indonesia Marcus Goldstein menyatakan bahwa kolaborasi dengan Tetra Pak mendemonstrasikan bagaimana inovasi dan cara berpikir sirkuler bisa mentransformasikan limbah menjadi suatu produk unggulan yang tahan lama dan bermanfaat.

“Bersama-sama, kami terus membantu Indonesia membangun rantai berkelanjutan, di mana limbah dapat menjadi sumber daya baru,” kata Marcus. (ntr/van)

Baca Juga:  Pengendara Sepeda Motor Terjatuh dari Jembatan Layang Pelabuhan Tanjung Emas