Perancang Indonesia Ramaikan Tokyo Muslim Fashion Festival 2024

MALANG POSCO MEDIA GROUP, JAKARTA – Modest fashion Indonesia perlu memperkenalkan nilai keislaman dalam sebuah busana agar bisa diakui sebagai pusat fesyen Muslim dunia. Demikian ditegaskan pendiri dan CEO Scarf Media Temi Sumarlin dalam Inkubasi modest fashion tahap 2 road to JMFW 2025 di Jakarta, Rabu.

“Kadang-kadang kita lupa untuk mem-branding. Kenapa sih (modest fashion) harus ada di Indonesia, value islamic-nya kita bisa bawa, ada wastra, kenapa sih tidak boleh transparan, itu suatu value, tidak boleh ada makhluk hidup,” katanya.

Temi mengatakan dengan mengangkat nilai-nilai keislaman dari zaman kerajaan masa lampau, akan menjadi nilai tambah yang bisa di bawa ke tingkat global dan lebih menarik.

Selain mengadakan acara khusus modest fashion, Temi juga mengatakan perlu ada sinergi antara kreator busana Muslim dengan berbagai kementerian untuk mengadakan program yang sejalan.

“Yang kami harapkan sebetulnya, ketika satu program satu dengan yang lain, mungkin dari UMKM yang sampai mikro, yang naik levelnya kemudian masuk ke Kementerian Parekraf, nanti dijualin, dipromosikan di Kementerian Perdagangan. Ketika itu semua bisa bersinergi satu sama lain saya rasa akan mempercepat kita menjadi pusat modest fashion Indonesia. Jadi jalannya nggak di situ-situ aja tiap tahun,” kata Temi.

Selain itu, Temi juga mengatakan modest fashion Indonesia juga bisa lebih cepat menjadi pusat dunia jika memiliki pengaruh dari digital.

State of Global Islamic Economic Report menilai platform digital menjadi wadah kampanye paling berpengaruh untuk memperkenalkan busana khas negara tersebut.

Dengan kampanye digital, kata Temi, akan semakin mempermudah penikmat fesyen luar negeri untuk tahu apa yang menjadi ciri khas fesyen Indonesia. Namun tantangannya adalah para kreator belum memiliki satu kesepakatan busana Muslim seperti apa yang jadi ciri khusus untuk Indonesia.

Baca Juga:  Bibir yang Selalu On Point: Panduan Memilih Lip Product yang Tepat

“Karena ketika itu terlalu beragam, jadi agak sulit untuk kami mengatakan bahwa ini loh yang Indonesia. Bulu-bulu atau yang jaring-jaring, atau yang seperti apa gitu. Jadi kita juga perlu penguatan dalam style,” jelas Temi.

Saran lainnya adalah agar bisa menjadikan Indonesia pusat modest fashion dunia adalah mempersiapkan sekolah mode untuk fokus ke modest fashion atau busana Muslim.

Selain itu Temi juga mendorong untuk dibentuknya komite fesyen Muslim Indonesia yang dibentuk oleh ahli mode untuk bertanggung jawab mengenai tren modest fashion.(ntr/nug)