Penjelasan Dokter Neurologi: Manfaat Puasa bagi Penderita Stroke

Ilustrasi - Penyakit stroke (Istimwa)

Poscomedia – Dokter dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni) Lilir Amalini menyebut puasa bermanfaat bagi semua orang, termasuk penderita stroke, karena menyehatkan otak.

Lilir menyebutkan manfaatnya yang pertama adalah meremajakan sel otak. Saat puasa, kata dia, terdapat proses yang dinamakan autofagi yaitu semacam detoksifikasi di mana sel-sel tua yang beracun, termasuk yang berada di otak, dibersihkan.

“Terus yang kedua juga dengan puasa itu akan meningkatkan fungsi kognitif. Jadi fungsi berpikir, fungsi belajar, memori,” ujarnya dalam siaran KemenCast “Amankah Pasien Stroke Berpuasa?” yang disiarkan di kanal YouTube resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Jakarta, Selasa.

Dia menyebut saat puasa ada produksi protein bernama Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang berfungsi membantu proses belajar serta meningkatkan kemampuan memori.

Yang ketiga, lanjutnya, puasa mencegah penyakit neurodegeneratif atau penyakit yang disebabkan oleh penuaan, seperti Parkinson dan Alzheimer.

Dia menjelaskan stroke adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran darah otak. Terdapat dua jenis stroke, kata dia, yaitu iskemik karena gangguan aliran darah ke otak, serta hemoragik karena perdarahan otak. Menurutnya, yang paling banyak ditemukan adalah stroke iskemik.

Adapun penyebab stroke, lanjutnya, yaitu hipertensi, diabetes, dislipidemia atau gangguan kolestrol tinggi, serta penyakit jantung. Dia menilai stroke adalah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Dia mengatakan penderita stroke boleh berpuasa, namun perlu dilihat dulu kondisinya. Apabila strokenya ringan, kemudian kondisinya stabil setelah dicek dan dikonsultasikan dengan dokter, maka boleh berpuasa. Namun apabila fase strokenya masih akut, masih baru terkena stroke, dengan gula darah atau tekanan darah yang masih naik turun, maka disarankan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu.

Dia menyarankan sebaiknya ketika berbuka penderita stroke tersebut tidak langsung makan secara kalap, karena berisiko meningkatkan gula darah. Lilir menyarankan untuk berbuka dengan air putih terlebih dahulu, kemudian buah-buahan seperti kurma, satu hingga tiga biji.

Baca Juga:  Peneliti Ungkap, Asam Lemak Omega-6 Dapat Berkaitan Gangguan Bipolar

Kemudian kalau sudah shalat atau 15 menit setelah mengonsumsi makanan tersebut, baru boleh makan yang lebih berat. Yang terpenting, katanya, adalah membatasi asupan gula, garam, dan lemak.

“Yang bagus untuk pasien struk gini, pasien stroke itu membutuhkan vitamin B6, B12, dan asam folat. Nah itu makanan yang banyak mengandung itu adalah sayuran hijau, ikan, susu, telur, keju. Tapi pilih yang low fat ya,” katanya.(ntr/pm)