Penari Meksiko Kagumi Festival Jaranan Trenggalek Terbuka 2025

PENAMPILAN:  Penari asal Meksiko, Yuliana Mar Orduno, yang turut perform di atas panggung saat pembukaan Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) ke-29 di Alun-Alun Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (28/9) lalu. (ANTARA/HO-Prokopim Trenggalek)

Poscomedia.id, TRENGGALEK- Penari asal Meksiko, Yuliana Mar Orduno, yang turut perform  di atas panggung saat pembukaan Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) ke-29 di Alun-Alun Trenggalek, Minggu (28/9) lalu mengaku terkesan dan mengagumi event budaya daerah tersebut.

Menjadi salah satu penampil internasional, Yuliana menyebut festival tahunan ini sebagai ajang pelestarian budaya yang patut dicontoh.

“Merawat kesenian itu tugas kita semua. Festival seperti ini penting karena setiap tahun memberi ruang kreasi baru dan memotivasi generasi muda untuk terus menari. It’s the best,” kata Yuliana di Trenggalek, Senin (29/9) kemarin.

Yuliana dikenal sebagai movement artist dan peneliti yang mengeksplorasi gerak tubuh, ekologi, dan kebudayaan melalui pendekatan multidisiplin.

Ia memulai perjalanan seni dari tari klasik India sebelum menekuni Butoh Dance pada 2010.

Tahun 2018, ia mendapat beasiswa Darmasiswa untuk belajar tari Jawa di Institut Seni Indonesia Surakarta, lalu mendalami Joget Amerta di bawah bimbingan maestro Suprapto Suryodarmo.

Saat ini Yuliana menempuh studi magister Kajian Budaya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembukaan FJTT ke-29, Yuliana membawakan tari Quetzalcoatl, terinspirasi dewa kehidupan dan kebijaksanaan dalam kebudayaan Maya-Mexica.

Menurutnya, sosok Quetzalcoatl memiliki kemiripan dengan barongan atau naga dalam kesenian jaranan.

Pertunjukan itu memadukan gamelan jaranan Jawa Timur dengan alat musik khas Meksiko, ocarina, yang menghasilkan suara menyerupai kicau burung atau auman satwa.

“Saya menemukan kesamaan antara elemen kuno Meksiko dan seni tradisi Indonesia. Melalui tubuh, musik, dan properti, saya ingin menghadirkan dialog budaya yang menyatukan dua dunia,” ujarnya.

Selain Yuliana, pembukaan festival juga menampilkan koreografer Jerman, Martina Fieirtag, pendiri Dimar Dance Theater di Surabaya.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan kebanggaannya atas partisipasi seniman mancanegara.

Baca Juga:  Praperadilan Ditolak, Hasto Kristiyanto Tetap Tersangka

“Welcome to Trenggalek Jaranan World. Kami ingin Trenggalek menjadi rumahnya jaranan dunia,” kata Bupati Mochamad Nur Arifin.

 Festival Jaranan Trenggalek Terbuka ke-29 tahun ini berlangsung selama tujuh hari penuh dengan pameran seni, parade jaranan, dan pertunjukan lintas budaya, menegaskan posisi Trenggalek sebagai pusat pelestarian kesenian jaranan di tingkat internasional. (ntr/van)