Pemkab Trenggalek Gagas Dilem Wilis Jadi Pusat Pendidikan

Antara/HO-Prokopim Trenggalek; KERJA SAMA : Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (kanan) berfoto bersama Prof. Ali Muktiyanto di Kampus UT Tangerang Selatan, Senin (27/10) kemarin.

POSCOMEDIA.ID, TRENGGALEK– Pemkab Trenggalek menggagas pengembangan kawasan eks-Perkebunan kopi Dilem Wilis sebagai pusat riset pendidikan dan pertumbuhan ekonomi baru di wilayah selatan Jawa Timur.

Gagasan tersebut disampaikan saat penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkab Trenggalek dan Universitas Terbuka (UT) di Kampus UT Tangerang Selatan, Senin (27/10) kemarin.

Kerja sama tersebut meliputi penguatan Tridarma Perguruan Tinggi serta peningkatan kapasitas tenaga pendidik di lingkungan  Pemkab Trenggalek.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang akrab disapa Mas Ipin itu mengatakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Terbuka menjadi langkah lanjutan setelah sebelumnya menjalin kerja sama dengan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UINSA) dan Universitas Brawijaya.

“Selain Tridarma Perguruan Tinggi, kami juga menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan tenaga pendidik agar kapasitas mereka meningkat. Ke depan, kami ingin Dilem Wilis menjadi kawasan kampus dan pusat pengembangan talenta,” ujarnya.

Menurut Mas Ipin, Kecamatan Bendungan dipilih karena memiliki lokasi strategis di antara Tulungagung dan Ponorogo, serta berada di kawasan perbukitan dengan udara sejuk di ketinggian 1.200–1.900 meter di atas permukaan laut.

“Selain nyaman dan tidak bising, di sana juga ada sejarah penting. Dahulu Belanda membangun pabrik dengan energi terbarukan. Itu bisa kita jadikan inspirasi masa kini untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik,” katanya.

Mas Ipin menuturkan gagasan ini berangkat dari aspirasi masyarakat sekitar Dilem Wilis yang menginginkan kawasan perkebunan tersebut kembali hidup dan produktif.

“Dulu ada warga bilang, ‘Pak, pabrik kopinya dihidupkan lagi’. Sekarang malah sepi. Padahal, dulu mereka bisa bekerja. Ini ironis, kita sudah merdeka, tapi manfaatnya justru berkurang. Maka, kawasan ini perlu kita hidupkan kembali,” tutur bupati muda yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) itu.

Baca Juga:  RSUD Dr Soetomo Sukses Pisahkan Kembar Siam

Sementara itu, Rektor Universitas Terbuka, Prof. Ali Muktiyanto mengapresiasi visi Bupati Trenggalek yang dinilainya visioner dan realistis.

“Saya bangga dengan bupati muda seperti Pak Nur Arifin. Beliau memiliki kepedulian kuat membangun Trenggalek dengan memberdayakan sumber daya manusia lokal,” katanya.

Prof Ali menilai, gagasan pembangunan kawasan pendidikan di Dilem Wilis sejalan dengan semangat kolaborasi Universitas Terbuka dalam membangun daerah berbasis pengetahuan.

“Kerja sama ini bukan hanya soal Tridarma, tapi juga pengembangan agrobisnis, agrowisata, dan riset perencanaan wilayah. Bahkan, beliau juga punya visi kerja sama dual degree dengan perguruan tinggi luar negeri, salah satunya dari Belanda karena ada kawasan Kampung Belanda di sana,” ujarnya.

Menurut Prof Ali, Universitas Terbuka siap mendukung pendirian Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) di Kabupaten Trenggalek yang bisa menjadi pusat layanan mahasiswa di wilayah Jawa Timur bagian selatan.

“Kalau Trenggalek bisa memfasilitasi pendirian SALUT, mahasiswa di wilayah ini akan lebih mudah mengakses layanan pendidikan tinggi. Kami siap bekerja sama, baik dalam desain program jangka pendek maupun panjang,” terangnya.

Ia juga mengusulkan agar kerja sama ini diawali dengan pembentukan tim bersama yang akan merancang program konkret.

“Cita-cita besar ini harus dimulai dari langkah kecil. Tidak menutup kemungkinan, di tangan bupati muda seperti Pak Nur Arifin, Trenggalek bisa memiliki kawasan edukatif seperti Silicon Valley di Amerika Serikat atau Technopark di Korea Selatan. Ini sangat mungkin terwujud dengan dukungan akademik dan inovasi daerah,” ujar Prof  Ali. (ntr/van)