Poscomedia.id – Dr. Ngabila Salama, MKM, yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pelayanan Medik di RSUD Tamansari, memberikan beberapa saran untuk menjaga kesehatan fisik dan mental bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), calon legislatif (caleg), dan tim sukses (timses) setelah Pemilu 2024 yang lalu.
“Pemilu sudah berlalu, deteksi dini adalah kunci. Untuk petugas KPPS, panitia Pemilu, caleg, timses, simpatisan (diharapkan) lebih peka dengan keluhan kesehatan masing-masing,” kata Ngabila dalam gelar wicara daring di Jakarta, Kamis.
Praktisi kesehatan masyarakat merekomendasikan penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar masyarakat, terutama para petugas KPPS, caleg, dan timses, dapat menghindari potensi masalah kesehatan fisik yang mungkin timbul setelah Pemilu sebelumnya.
“Cek kesehatan rutin. Pakai masker di keramaian, rajin mencuci tangan, mengonsumsi vitamin D3 dan vitamin C secara oral (minum) atau injeksi (injeksi atas saran dokter) agar kondisi badan fit, imunitas terjaga,” kata Ngabila.
Selain itu, Ngabila juga menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat CERDIK. Pola hidup sehat ini meliputi tidak merokok, melakukan aktivitas fisik selama 30 menit sehari, makan sayur dan buah sebanyak 3-5 porsi sehari, serta membatasi konsumsi gula, garam, lemak dan minuman tinggi gula (seperti minuman berenergi, kemasan, dan soda).
Jangan lupa untuk tidur yang cukup minimal 7 jam dalam 24 jam (jika terpaksa begadang, sempatkan tidur di siang hari). Hindari juga stres berlebih dengan berempati dan tetap menjaga kerja sama tim dengan baik agar proporsi pekerjaan dapat seimbang.
Untuk pasien yang memiliki penyakit kronis, pastikan untuk mengecek kesehatan di Puskesmas atau klinik terdekat. Begitu juga dengan pasien yang mengalami masalah kesehatan ringan pasca Pemilu kemarin, seperti batuk dan pilek untuk segera datang berobat ke dokter agar mendapat penanganan segera.
Tidak hanya masalah kesehatan fisik, anggota KPPS, caleg, maupun timses juga dapat mengalami masalah kesehatan mental. Terlebih, durasi Pemilu yang cukup panjang dikhawatirkan dapat membuat mereka mengalami kelelahan mental hingga depresi.
“(Gangguan) kesehatan mental ada yang berat dan ringan. Kalau yang ringan, biasanya konsultasi online dengan psikolog, psikiater, atau poli rawat jalan saja itu cukup,” kata Ngabila.
Ada sejumlah gejala masalah kesehatan mental ringan yang kerap dialami oleh anggota KPPS, caleg, maupun timses pasca Pemilu. Gejala tersebut, antara lain cemas, sulit tidur, bad mood atau moody, kehilangan minat, cepat lelah, kehilangan minat, impulsif, dan depresi ringan.
Jika terlambat didiagnosa dan diobati, gejala di atas dapat berkembang menjadi gejala masalah kesehatan mental berat atau ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Gejala berat pada ODGJ meliputi sulitnya berkonsentrasi hingga mengalami halusinasi.
Oleh sebab itu, Ngabila menganjurkan untuk melakukan konsultasi ke ahli segera jika merasa ada masalah pada kesehatan mental masing-masing. Hal ini dilakukan agar pasien mendapat penanganan segera sesuai dengan diagnosa dari psikolog maupun psikiater.
Namun, jika para petugas KPPS, caleg, timses, simpatisan, maupun masyarakat umum merasa belum mengalami masalah kesehatan mental, Ngabila berpesan untuk selalu berpikir positif dan mengambil hikmah positif dari setiap peristiwa. Jangan lupa rutin membaca gangguan kesehatan mental dari sumber yang valid dan tepercaya.
“Kemenkes juga menganjurkan untuk menerapkan CERIA, yaitu cerdas intelektual, spiritual, emosional, kemudian empati, rajin ibadah, interaksi yang bermanfaat, serta asah asih asuh pada keluarga,” demikian Ngabila menutup penjelasannya.(ntr/pm)