Mengapa DBD Kedua Kali Lebih Berbahaya? Berikut Ini Penjelasan Medisnya

Arsip foto - Tenaga kesehatan melakukan pengecekan Infus seorang pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Bahteramas Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (8/1/2024). (ANTARA FOTO/Andry Denisah/Zk/aww/am)

Poscomedia – Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD, K.PTI, FINASIM, seorang dokter spesialis penyakit dalam, menekankan bahwa risiko mengalami gejala yang lebih serius saat terserang demam berdarah dengue (DBD) untuk yang kedua kalinya lebih tinggi dibandingkan dengan infeksi pertama.

“Jadi, DBD itu akan menjadi berat kalau serangan yang kedua, namanya infeksi sekunder,” kata Soroy dalam taklimat media Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) tentang tata kelola integrasi DBD yang digelar daring.

Menurut Dia,, berdasarkan sebuah studi, infeksi kedua akan menghasilkan kompleks antibodi.

“Jadi, antibodi yang terbentuk pada DBD yang pertama itu membentuk kompleks sehingga replikasi virus lebih tinggi,” ucap Soroy.

Demam berdarah dengue disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang umumnya menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Virus itu dapat menimbulkan kebocoran pada pembuluh darah. Apabila kebocoran pembuluh darah terjadi, yang salah satunya ditandai dengan trombositopenia atau penurunan jumlah trombosit, hal tersebut akan berkomplikasi pada syok dan pendarahan.

Soroy menyampaikan pemantauan harian menjadi kunci dalam menangani DBD. Ketika trombosit pada tubuh turun di bawah 100.000 mikro liter, perawatan medis harus segera dilakukan.

Umumnya, orang yang menderita DBD mengalami beberapa gejala klinis seperti demam, sakit di belakang mata, sakit pada sendi, rasa mual, keinginan untuk muntah, dan kemunculan bintik-bintik merah di kulit.

“Kalau sudah demikian maka kita memahami tahap-tahap dari perjalanan klinisnya, ada fase demam satu sampai tiga hari, lalu fase kritis tiga sampai enam hari dan fase pemulihan enam sampai 10 hari,” kata Soroy.

Penanganan yang baik pada fase kritis dapat memainkan peran kunci untuk mencegah komplikasi serius. Pada fase pemulihan, pasien umumnya direkomendasikan untuk beristirahat selama lima hari karena sisa virus masih ada dalam tubuh.

Baca Juga:  Jangan Sepelekan, Sindrom Metabolik Bisa Sebabkan Beberapa Penyakit

Soroy juga mengatakan pasien DBD terkadang masih merasa lemah dalam tiga minggu.(ntr/pm)