Poscomedia, SURABAYA- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menemui warga yang menyaksikan kondisi Gedung Negara Grahadi Surabaya dan meminta masyarakat untuk bisa saling menjaga keamanan dan ketenteraman di wilayah tersebut.
“Saling jaga ya, jangan sampai terprovokasi,” kata Khofifah saat menemui warga di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (31/8).
Selain memberi pesan tersebut, ia juga menerima aspirasi warga untuk disampaikan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), terkait pemicu aksi demonstrasi di Jawa Timur dan daerah lainnya. Setelah menyapa warga, Khofifah juga memborong makanan serta minuman dari pedagang kaki lima (PKL) yang berada di depan Gedung Negara Grahadi, untuk dibagikan ke warga serta prajurit TNI yang berjaga.
Sementara itu, salah seorang warga yang menyalami gubernur wanita pertama di Jatim tersebut, juga menyampaikan pesan kepada Khofifah untuk meneruskan aspirasinya. “Aku sakit hati bu, tolong bicarakan dengan anggota dewan, bicaranya tolong dijaga agar tidak berimbas kemana-mana,” katanya.
Laki-laki yang memakai baju warna hitam tersebut juga merasa prihatin kepada seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan adanya aksi pembakaran di Gedung Negara Grahadi.
Setelah meninggalkan kerumunan warga, Khofifah juga mengajak beberapa PKL untuk masuk ke Grahadi agar dapat melayani pegawai dan prajurit TNI yang berada di dalam.
Saat hendak kembali masuk, ada seorang wanita paruh baya yang langsung berteriak untuk memberikan semangat kepada Gubernur Khofifah dan Wakil Gubernur Emil. “Semangat Bu Khofifah dan Mas Emil, sabar ya, tetap semangat,” katanya.
Sementara itu, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Rudy Saladin menyatakan keprihatinan atas terbakarnya bangunan cagar budaya Gedung Negara Grahadi, di Surabaya, dalam aksi unjuk rasa pada Sabtu (30/8) malam.
“Kita sangat prihatin ya, karena kita sempat bincang-bincang dengan rekan-rekan dari Disbudporapar Kota Surabaya yang menangani cagar budaya. Ini adalah salah satu cagar budaya yang merupakan kebanggaan masyarakat Surabaya, masyarakat Jawa Timur,” kata Mayjen TNI Rudy saat memantau kondisi Grahadi, kemarin.
Ia menjelaskan Gedung Negara Grahadi telah digunakan sejak 1930-an, sedangkan bangunan induknya bahkan sudah ada sejak tahun 1700-an. Namun, kata dia, ada aksi segelintir oknum yang melempar bom molotov ke bagian atas gedung sisi barat, sehingga api sempat merembet, meski gedung induk tidak sampai tersentuh.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya menjaga kondusivitas dan tidak mudah terprovokasi agar peristiwa serupa tidak terulang. “Saya dengan kerendahan hati memohon dengan sangat untuk masyarakat, adik-adik semua, saudara-saudara aku, rekan-rekan, tolong betul-betul jaga kondusivitas, jangan mudah terprovokasi, jangan anarkis karena dampaknya sangat luar biasa,” ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat Surabaya dan Jawa Timur untuk menyerahkan setiap bentuk aspirasi kepada pemerintah pusat dengan cara yang tertib. Terkait arahan dari Presiden, ia menyatakan jajaran TNI bersama Polri akan terus bersinergi menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah masing-masing dengan melibatkan peran aktif masyarakat.
“Kita tidak mau disusupi, kita tidak mau diprovokasi, sehingga peran serta dari masyarakat di tempat masing-masing sangat kita butuhkan. Tolong betul-betul kita jaga rumah kita,” ucap Mayjen Rudy.
Sebelumnya, sisi barat Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo dibakar massa anarkis pada Sabtu malam sekitar pukul 21.38 WIB. Massa mulai membakar Grahadi sekitar satu setengah jam setelah Khofifah menemui para demonstran. Dari pantauan di lapangan, ratusan demonstran masih bertahan di depan Gedung Negara Grahadi tanpa dihalau aparat keamanan. Suara ledakan petasan masih terdengar bersahut-sahutan hingga pukul 22.30 WIB, sementara massa tetap memadati Jalan Gubernur Suryo Surabaya. (ntr/udi)