Poscomedia – Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk wisatawan ke Bali turut memantau kondisi sepekan di loket pembayaran pungutan wisatawan mancanegara (wisman) yang berlaku sejak 14 Februari 2024.
General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan mengatakan operasional bandara berjalan lancar tanpa antrian pembayaran, padahal rata-rata sehari 15 ribu sampai 16 ribu penumpang asing tiba.
“Sejak tanggal 14 Februari 2024 kebijakan tersebut diimplementasikan, menurut pengamatan kami tidak mengganggu jalannya operasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai karena mayoritas WNA yang tiba di bandara telah melakukan pembayaran pungutan secara online,” kata dia di Denpasar, Rabu.
Lokasi pembayaran di Bandara sendiri telah difasilitasi pengelola dengan pembentukan area konter di lobby kedatangan terminal internasional, sehingga pengunjung yang tiba dan belum membayar melalui aplikasi Love Bali milik Pemprov Bali dapat melalukan proses pembayaran di sana.
“Selain itu, penempatan lokasi konter yang berada di lobby kedatangan setelah proses Imigrasi dan Bea Cukai turut membantu kelancaran alur penumpang,” ujar Handy.
Guna menjamin kondisi ini terus bertahan, Handy mendukung agar wisatawan asing membayar pungutan wisman secara daring sebelum tiba di Bandara.
Bersama Pemprob Bali mereka turut memberi pendekatan digital melalui pembayaran secara nontunai sebelum kedatangan agar tidak menambah touch point yang dilalui penumpang.
“Harapan kami semoga program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat, kami turut mengimbau agar para pengguna jasa melengkapi persyaratan proses administrasi terkait kebijakan pungutan wisman tersebut sebelum tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai agar perjalanannya lancar,” kata Handy.
Diwawancara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun membenarkan kondisi di Bandara lancar tanpa antrian.
Hal ini lantaran 80 persen wisatawan mancanegara memutuskan membayar secara daring melalui Love Bali, dan hingga sepekan jumlah pendapatan dari kebijakan ini mencapai Rp9,1 milyar atau setara 60.800 orang.
“Benar, 80 persen lebih lewat online bayar, artinya sosialisasi kami sudah diterima. Ini baru dari bandara saja karena tanggal 24 Februari baru mulai kapal pesiar turun,” kata dia.
Tjok Pemayun menyebut sepekan pertama tak ada keluhan dari wisatawan terkait kebijakan ini, ia berharap ini dapat terus bertahan dan seluruh wisman akhirnya memilih membayar secara daring.
“Betul tidak ada keluhan, karena kami sudah menyiapkan narahubung secara daring, baik itu dari dinas pariwisata, dari kominfo terkait aplikasi dan dengan BPD Bali terkait pembayaran. Di aplikasi itu jika ada wisatawan yang bertanya maka kita langsung respons,” tutur Kepala Dispar Bali.(ntr/pm)