Ilmuwan China Sembuhkan Pasien Diabetes tipe 1 via terapi CiPSC-islet

MALANG POSCO MEDIA GROUP – Sejumlah ilmuwan China merealisasikan penyembuhan klinis pasien diabetes tipe 1 dengan mentransplantasi sel islet yang berasal dari sel punca pluripoten yang diinduksi secara kimiawi (CiPSC-islet), menurut penelitian klinis yang diterbitkan, Rabu (25/9), di jurnal Cell.

Terapi CiPSC-islets yang ditujukan untuk menyembuhkan diabetes tipe 1 ini, yang pertama dari jenisnya, dilakukan oleh para ilmuwan medis dari Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, Universitas Peking, Laboratorium Changping, dan Hangzhou Reprogenix Bioscience.

Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang mengancam kesehatan manusia, dengan diabetes tipe 1 sebagai salah satu bentuk yang paling parah. Kontrol gula darah yang tepat, dengan metode yang ada saat ini, sulit dicapai sehingga diabetes juga menimbulkan berbagai komplikasi yang sangat memengaruhi kualitas hidup pasien.

Menurut Wang Shusen dari Rumah Sakit Pusat Pertama Tianjin, salah seorang penulis korespondensi dalam penelitian tersebut, terapi transplantasi islet tradisional dapat meringankan masalah itu dan telah menunjukkan kemajuan yang jelas sebagai strategi pengobatan alternatif. Kekurangan jumlah donor pankreas membuat aplikasinya terbatas.

Dalam penelitian tersebut, seorang pasien wanita yang menderita diabetes tipe 1 selama 11 tahun sepenuhnya bergantung pada pengobatan insulin dan menderita kontrol gula darah yang buruk. Setelah transplantasi CiPSC-islet, dia mendapatkan kembali kemampuan untuk mengatur gula darahnya secara mandiri.

Tujuh puluh lima hari setelah transplantasi, dia menjadi bebas dari insulin dan tetap bebas dari injeksi insulin selama lebih dari setahun. Semua indikator terkait diabetesnya telah mencapai level orang sehat, yang mengonfirmasi kesembuhan klinis pasien diabetes tipe 1.

Direktur Pusat Penelitian Sel Punca Universitas Peking Deng Hongkui yang juga merupakan salah satu penulis penelitian itu, sel punca pluripoten memiliki kemampuan proliferasi yang tidak terbatas dan dapat berubah menjadi semua jenis sel fungsional. Hal itu menjadikan sel punca pluripoten sebagai “sel benih” dalam pengobatan regeneratif.

Baca Juga:  FDA Akhirnya Setujui Penggunaan Obat Xolair. Mengapa?  

Namun, mereka hanya ada pada tahap awal perkembangan embrio, dan kemudian berubah menjadi berbagai jenis sel dewasa yang membentuk organisme, sehingga kehilangan kemampuan “sel benih” mereka.

Jika proses alami ini dibalik, sel-sel dewasa yang sudah mengalami perubahan signifikan bisa kembali kepada kondisi pluripoten yang mirip dengan tahap awal perkembangan embrio. Jika itu terjadi, “sel benih” dapat digunakan untuk mempersiapkan sel dan jaringan manusia secara in vitro.

Dengan cara ini, berbagai penyakit yang disebabkan oleh penuaan, perubahan patologis, cedera, atau faktor genetik dapat diobati.

Deng memimpin sebuah tim untuk memprogram ulang sel somatik manusia menjadi sel punca pluripoten melalui pengaturan molekul kimia kecil, membuka jalan baru untuk menyiapkan sel punca pluripoten manusia. Dia dianugerahi Future Science Prize 2024 dalam bidang ilmu hayati atas penelitiannya itu.

Menurut Deng, CiPSC-islet menyediakan sumber baru untuk digunakan dalam terapi transplantasi untuk diabetes. Sementara itu, pemrograman ulang kimiawi dapat menjadi teknologi inti universal untuk menyiapkan berbagai jenis sel fungsional secara efisien.

Hal itu membuka jalan baru untuk penerapan terapi sel secara luas dalam pengobatan penyakit-penyakit kronis.(ntr/jon)