Poscomedia – Dampak fenomena pergerakan tanah di Kampung Legok Cariu, RT 12 RW 06, Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, meluas hingga mengakibatkan akses utama Jalan Raya Sukamukti-Sukabungah ambles.
Puluhan rumah dan fasilitas ibadah yang sebelumnya telah rusak juga mengalami ambles semakin dalam akibat pergerakan tanah, seiring curah hujan tinggi serta pembangunan akses jalan menuju Gerbang Tol Sukabungah pada proyek Tol Jakarta-Cikampek Selatan oleh pengembang kawasan Kota Deltamas.
“Mulai kemarin malam jalan kabupaten antara Kecamatan Cikarang Pusat menuju Kecamatan Bojongmangu tidak dapat diakses,” kata Plt Camat Bojongmangu Sapto Noviantoro di Cikarang, Rabu.
Dia mengatakan telah melakukan upaya penanganan awal dengan menutup akses jalan tersebut guna menghindari kecelakaan lalu lintas, sambil menunggu perbaikan oleh pengembang kawasan Kota Deltamas.
Pihaknya juga telah melakukan pengecekan terhadap rumah-rumah warga terdampak fenomena pergerakan tanah. Curah hujan tinggi pada Senin (11/3) menyebabkan pergerakan tanah terus terjadi hingga malam hari, bahkan mengakibatkan beberapa rumah warga runtuh.
“Beberapa rumah warga roboh, jalan ambles, sambungan pipa PDAM terputus, satu unit truk ambles, dan listrik berpotensi padam karena tiang sudah tertarik,” katanya.
Ia berharap pihak pengembang dapat segera melakukan perbaikan terhadap rumah-rumah warga dan jalan yang terdampak fenomena pergeseran tanah tersebut.
Penjabat Kepala Desa Sukamukti Samid membenarkan dampak bencana tanah bergerak di wilayahnya semakin parah dan sejauh ini belum ada tindak lanjut maupun kepastian penanganan atas kejadian tersebut.
“Saat ini bantuan yang diberikan kepada warga terdampak hanya berupa logistik, makanan instan, dan tenda darurat dari pemerintah daerah melalui Dinas Sosial dan BPBD,” katanya.
Sedangkan warga berharap ada ganti rugi atas rumah dan lahan yang rusak akibat pergerakan tanah yang dipicu proyek pembangunan akses Jalan Tol Jakarta-Cikampek Sisi Selatan.
“Keinginan masyarakat minta penanganan yang longsor secara riil atau bergerak cepat karena keadaan semakin parah dan merambat ke bagian lain. Sementara perusahaan baru menangani bagian bawah untuk pemancangan,” ucapnya.
Warga terdampak Arman (44) mengaku kerusakan pada area permukiman warga semakin bertambah setiap ada hujan dengan intensitas tinggi penyebab pergerakan tanah.
“Tanah terus bergeser setiap hujan deras dan retakannya semakin membesar. Rumah yang awalnya amblas pada bagian pondasi saja, sekarang sudah badannya yang tenggelam ke dalam tanah,” katanya.
Sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan. Ruas Jalan Sukamukti-Sukabungah yang semula ambles sedalam 10-20 sentimeter kini sudah mencapai setengah meter lebih. Pipa PDAM dan tiang listrik juga terkena dampak.
“Warga juga sudah mengungsi, ada yang mengontrak, ada pula yang ke rumah sanak saudara,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bekasi Dodi Supriadi mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan untuk mengetahui perkembangan terkini terkait fenomena pergerakan tanah berdampak musibah ambles.
“Sambil terus melakukan asesmen, kami juga memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi. Bantuan logistik terus kami salurkan,” kata dia.(ntr/pm)