Peristiwa

Basarnas Selamatkan 85 Korban Longsor Tambang Gorontalo

SIAP EVAKUASI: Personel Basarnas bersiap mengevakuasi korban tambang longsor di areal tambang emas rakyat Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo, menggunakan helikopter bantuan dari Polri, Rabu (10/7/2024). ANTARA/HO-Basarnas

POSCOMEDIA – Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi 85 orang korban tanah longsor areal tambang emas rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo, dalam kondisi selamat.

Mayoritas dari puluhan korban selamat tersebut adalah penambang dan beberapa anggota keluarganya yang saat longsor berada di sekitar areal tambang, kata Laporan Pusat Koordinasi Operasi SAR Basarnas yang diterima di Jakarta, Rabu (10/7).

Satu di antara korban selamat tersebut adalah anak laki-laki berusia enam tahun yang saat ini sudah kembali ke keluarganya setelah dipastikan sehat oleh petugas tim kesehatan di posko utama operasi SAR di Desa Tulabolo Timur.

Selain itu tim SAR gabungan dalam operasi hari keempat ini juga mengevakuasi total 23 orang dalam keadaan meninggal dunia. Jasad korban diangkut menggunakan helikopter untuk kemudian diidentifikasi tim DVI Polri di Gorontalo sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

Dengan penemuan tersebut maka diketahui masih ada 32 orang korban yang hilang dalam pencarian, ​​​dari total sebanyak 140 orang korban bencana tanah longsor yang terdata secara resmi di posko utama operasi SAR hingga Rabu siang.

Sebelumnya Kepala Basarnas Kusrowo mengungkapkan pihaknya sedang berupaya

mengerahkan penambahan alat berat guna memaksimalkan pencarian dan evakuasi korban. Di samping itu ada helikopter tambahan. Saat ini tim SAR gabungan masih mengandalkan satu helikopter bantuan dari Polri dan dua alat berat ekskavator, ​​​​​termasuk sejumlah mesin alkon pertanian yang difungsikan menyemprot tumpukan tanah dalam mencari korban.

Berdasarkan hasil pantauannya pada Selasa (9/7) petang, akses dari posko menuju ke lokasi bencana berjarak puluhan kilometer di dalam hutan perbukitan atau setidaknya butuh waktu empat sampai lima jam secara infanteri.

Baca Juga:  Kuliah 2,5 Tahun di BINUS @Malang, Semakin Siap Berkarier

Menurut dia, waktu tempuh 1.009 personel SAR gabungan bisa lebih lama lagi bila hujan terus mengguyur, kondisi tanah yang labil dan di beberapa titik harus melintasi jembatan sehingga membutuhkan helikopter untuk mengatasi kesulitan itu. (ntr/udi)