Perhatikan, Habis Sahur Jangan Langsung Tidur agar Gula Darah Tak Naik

Setelah makan sahur disarankan jangan segera tidur.

Poscomedia – Tidur sesaat setelah  makan sahur dapat berpengaruh pada potensi peningkatan gula darah di tubuh.  Sehingga sistem pencernaan yang menjadi tidak optimal. Bahkan  dapat menimbulkan permasalahan pencernaan seperti GERD dan masalah lambung lainnya.

Demikian diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS  dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta, Sabtu (23/3).

‘’Sebab durasi dan waktu tidur sebenarnya adalah berpengaruh. Karena itu, paling ideal sebenarnya setelah makan jangan langsung tidur, minimal dua sampai empat jam setelah makan,” katanya dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta.

Rudy  juga menyarankan untuk berusaha setelah makan tidak langsung berbaring tapi melakukan aktivitas ringan atau duduk posisi tegak.“Selain masalah gula, nanti muncul penyakit yang lain. Jadi, mungkin setelah makan atau setelah sahur bisa aktivitas dulu yang ringan habis itu lanjutkan tidur,” katanya.

 Ia mengatakan santapan berbuka puasa untuk penderita diabetes juga harus dikontrol agar gula darah tidak melonjak.Makan dengan porsi seimbang antara karbohidrat, protein dan serat sesuai anjuran pemerintah dan WHO, kurangi gula, garam dan lemak dan berbuka puasa dengan kurma sebanyak 3 atau 5 butir saja.

 Kurma merupakan makanan yang memiliki indeks glikemik yang sedang hingga rendah, sehingga tidak membuat gula darah naik signifikan yang bisa menimbulkan gejala.“Gula darah lebih itu bisa pusing, kadang merasa kayak orang haus, sering buang air kecil. Itu tanda berlebihan gula darah, sebaliknya kalau terlalu rendah seperti debar-debar, keringat dingin, itu juga bisa muncul,” ucap Rudy.

Pendiri Komunitas Sobat Diabet ini mengatakan penderita diabetes diperbolehkan berpuasa jika kadar gula darahnya dalam rentang yang terkontrol.Menurut literatur perhimpunan diabetes, kadar HbA1C penyandang diabetes harus terkontrol di bawah angka 5,7 persen.

Baca Juga:  Anak Jadi Pelaku Perundungan? Orang Tua Bisa Lakukan Hal ini

Jika angka ini melebihi kadar yang ditentukan maka ada risiko yang cukup besar terjadi gangguan ketika diabetesi berpuasa.Sebaiknya penyandang diabetes melakukan kontrol satu bulan sebelum puasa untuk mengetahui sejauh mana kondisi pasien dengan gula darah tinggi dan aturan pemakaian obat yang mungkin berubah selama puasa.

“Satu bulan sebelumnya penyandang diabetes datang ke dokter untuk cek gula darah, untuk dilihat secara risiko aman atau tidak, kemudian pengaturan obat-obatan juga penting,” katanya. (ntr/nug)