Rupiah Diprediksi Menguat, Inilah Faktor Penyebabnya

MALANG POSCO MEDIA
Nilai tukar (kurs) rupiah diprediksi
akan menguat seiring adanya rencana dialog antara Amerika Serikat (AS) dengan China usai kebijakan tarif.

Demikian dinyatakan Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong.

“Menkeu AS Besent menyebutkan akan adanya kesepakatan dengan China dalam waktu dekat,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

AS mengenakan tarif hingga 245 persen atas barang-barang China. Rinciannya adalah tarif timbal balik sebesar 125 persen, tarif 20 persen terkait masalah fentanil, dan tarif “Section 301” atas barang-barang tertentu, antara 7,5 hingga 100 persen.

Adapun China pada 11 April 2025 sudah mengumumkan penerapan tarif impor sebesar 125 persen untuk barang-barang AS.

“Semalam, Trump mengatakan bahwa tarif China tidak akan mendekati 145 persen, namun juga bukan 0 persen,” ucap dia.

Di sisi lain, rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on oleh pernyataan Trump yang tidak akan memecat Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

“Mengenai Powell, dia cuman mengatakan tidak ada keinginan memecat Powell,” kata Lukman.

Sebelumnya, dalam sebuah unggahan di media sosial milik Trump bernama Truth Social pada 17 April 2025, Presiden AS menyatakan antara lain bahwa “Powell’s termination cannot come fast enough!.”

Makna dari unggahan tersebut adalah Trump sangat menanti-nanti momen ketika Powell diberhentikan dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan bank sentral AS.

Bahkan, pada hari yang sama, berbagai media internasional juga melaporkan Trump telah berkata kepada para wartawan bahwa “Saya (Trump) tidak senang dengan dia (Powell). Saya membuat dia mengetahuinya.”

Salah satu pemicu yang membuat Trump tak suka dengan Powell adalah mengenai paparan penilaian suram oleh Gubernur The Fed terhadap prospek ekonomi terhadap perombakan tarif besar-besaran Trump sejak 3 April 2025.

Baca Juga:  Kasus Pagar Laut, Kades Kohod Didenda Rp 48 Miliar

Selain itu, beberapa kali Trump telah mendorong Fed untuk segera menurunkan suku bunga, tetapi Powell mengatakan pihaknya masih membutuhkan “kejelasan yang lebih besar” mengenai dampak kebijakan tarif Trump sebelum melakukan tindakan apapun.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.750-Rp16.900 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi di Jakarta melemah sebesar 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.861 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.860 per dolar AS.(ntr/nug)