Harga Bitcoin Cetak Rekor, Bukti Aset Digital Kian Dipercaya

Malang Posco Media Group – Lonjakan harga Bitcoin (BTC) dan sentimen optimis di kalangan investor, menjadi indikator kuat bahwa aset digital semakin dipercaya sebagai instrumen investasi utama.

Demikian ditegaskan Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto Wan Iqbal.

Ditambahkan, BTC mencetak tonggak baru melewati 72 ribu dolar Amerika Serikat (AS) sebelum akhirnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Hingga menyentuh 99.661 dolar AS atau Rp1,58 miliar pada 22 November 2024.

Lonjakan ini didukung arus masuk dari ETF (Exchange-Traded Fund) BTC, serta akumulasi besar investor institusional yang mencapai titik tertinggi dalam empat tahun terakhir, dan diperkuat popularitas meme coin berbasis Artificial Intelligence (AI) menjelang musim pemilu di AS.

“Momentum ini sebagai peluang strategis bagi investor di Indonesia. Dengan tren global yang positif, aktivitas pasar kripto lokal juga menunjukkan antusiasme yang meningkat,” ucap Wan Iqbal dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis.

Kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS disebut membawa dampak psikologis signifikan. Banyak investor melihat peluang dari potensi regulasi global yang lebih ramah terhadap aset digital.

Euforia ini dinyatakan mendorong minat yang besar dari investor muda dan milenial pada BTC, Ethereum (ETH), Solana (SOL), hingga meme coin seperti Pepe (PEPE) untuk akumulasi aset dengan pandangan jangka panjang.

Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), industri aset kripto di Indonesia mencatat total transaksi mencapai Rp475,13 triliun sepanjang Januari hingga Oktober 2024. Ini berarti ada peningkatan 352,89 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu Rp104,91 triliun.

Menurut Kepala Bappbeti Kasan, jumlah tersebut juga jauh melebihi nilai transaksi aset kripto di tahun 2022 dan 2023 yang masing-masing mencapai Rp306,4 triliun dan Rp149,3 triliun.

Baca Juga:  Rupiah Merosot, Pengamat Bongkar Beberapa Faktor Penyebabnya

“Lonjakan ini mencerminkan semakin diminatinya perdagangan aset kripto di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini membuktikan perdagangan aset kripto menjadi salah satu pilihan perdagangan yang diminati masyarakat,” ujar Kasan.

Selain mencatat pertumbuhan transaksi, jumlah pelanggan aset kripto hingga Oktober 2024 turut meningkat signifikan menjadi 21,63 juta pelanggan terdaftar. Sebanyak 716 ribu dari total pelanggan terdaftar aktif bertransaksi melalui Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) yang saat ini berjumlah tujuh platform berlisensi.

Adapun aset kripto paling diminati di bulan Oktober 2024 adalah Tether (USDT), ETH, BTC, Pepe, dan SOL.

Melihat dari sisi penerimaan negara, pajak transaksi aset kripto sejak tahun 2022 hingga Oktober 2024 mencapai Rp942,88 miliar. Capaian tersebut mencerminkan potensi ekonomi besar dari sektor ini.

“Peningkatan jumlah pelanggan dan transaksi aset kripto akan mengoptimalkan penerimaan negara sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar kripto terbesar di dunia,” ungkap Kepala Bappebti.

Bagi Wan Iqbal, Oktober 2024 menjadi bulan penting bagi pasar kripto di Indonesia maupun secara global mengingat ekonomi makro yang positif berkat suku bunga The Fed lebih rendah di AS dan langkah pelonggaran ekonomi dari China. Dua faktor itu mendorong stabilitas dan sentimen optimistis di pasar, dan berdampak pada peningkatan arus modal ke stablecoin dan likuiditas yang kuat untuk aset utama seperti BTC.

Di sisi lain, Iqbal mengingatkan para pemain kripto agar melakukan pendekatan secara hati-hati.

“Volatilitas tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Investor perlu fokus pada diversifikasi portofolio dan pengelolaan risiko untuk memanfaatkan peluang tanpa terjebak dalam spekulasi berlebihan,” kata dia. (ntr/nug)